Ada pengulangan di kepala tentang ketidaknyamanan akan banyak hal yang pula tidak pernah berhenti dipertanyakan sambil berharap dapat menemukan jawabannya, nyatanya tidak. Membuat hilangnya motivasi terhadap rutinitas hingga menelaah ulang apakah capaian hari ini benar yang di inginkan? kalau iya kenapa tidak nyaman?
Ternyata semakin bertumbuh prioritas bergesar tadinya sangat menggilai aktivitas diluar pekerjaan kemudian meredup begitu saja membawa pada keputusan untuk meninggalkan kegiatan yang selama 2 tahun saya tekuni disamping aktivitas bekerja. Setelah akhirnya memutuskan hanya bekerja dengan sedikit kegiatan sampingan lama-kelamaan malah muncul rasa kehilangan asupan.
Terperangkap dengan ketidaknyamanan yang sulit disampaikan, berkali-kali saya berpikir bisa jadi ini hanya dibawa perasaan atau biasa disebut Baper namun lagi-lagi sebagai manusia saya juga butuh jiwa dan raga sehat. Kalaupun ini hanyalah rasa-rasa mudah lewat tidak seharusnya energi yang hilang sebesar ini tandanya tubuh dan pikiran sedang tidak baik-baik saja. Apakah saat semuanya menjadi tidak lagi baik harus melulu dipaksakan energinya tetap hidup? Ada caranya namun sayangnya kepura-puraan akan berwujud dalam mimpi buruk setiap malam.
Semakin sadar bahwa sudah kehilangan asupan, tidak lagi menginginkan keramaian untuk sekedar mencari kebahagiaan dari banyaknya kumpulan manusia. Sepertinya hanya ingin benar-benar menghabiskan waktu dengan sedikit manusia yang saya percaya benar-benar memberikan kebahagiaan dan ketenangan bukan sekedarnya. Sebab banyak orang peduli tapi tidak benar-benar atau berubah saat kepentingannya tidak lagi sesuai.
Katanya sih itu siklus kehidupan yang harus diterima namun proses penerimaan bukan hanya berpikir positif ataupun bersabar karena sebesar apapun tingkat penerimaannya terdapat ambang batas untuk menentukan mana yang harus diterima maupun tidak. Pada akhirnya ada hal yang tidak bisa dipaksakan.
Sistem memang menimbulkan kompetisi sampai suka lupa asupan sesungguhnya bisa jadi bukan untuk berkompetisi apalagi kesejahteraan harta benda.
Mungkin hanya butuh tenang jiwa, raga.
Mungkin tidak butuh hura-hura cukup mudah lupa.
Bisa jadi bukan puja-puji tapi puk-puk di pipi.
Kayanya tidak soal gaji hanya ingin terhindarkan dari friksi.
Komentar
Posting Komentar