Sama seperti setiap paginya bunda menyelipkan
namaku di setiap sujudmu, aku selalu berharap ada senyum indah, badan sehat,
hati yang tenang memulai pagimu setiap harinya. Aku tak pernah ingat dengan
baik bagaimana kehidupan masa kecilku dulu, tapi selalu ku dengar dari mulutmu
penuh bangga. Memang perjuanganku sejak dilahirkan tidak mudah, namun tanpa perjuanganmu,
doamu, seluruh jiwa ragamu, mungkin aku tidak akan mampu melewati masa-masa
sulit si bayi prematur di rumah sakit.
Bunda, sekarang aku sudah tumbuh dewasa.
Tidak lagi susah makan, jatuh terluka karena main sepeda, minta diajari cara
menghitung, kesulitan menghafal surat-surat Al-Qur’an, bahkan minta dibacakan
hafalan di buku pelajaranku saat esok
hari aku akan menghadapi ujian.
Aku sudah berdiri di kaki ku sendiri, apa
yang aku lakukan sudah sepenuhnya menjadi tanggung jawabku. Aku tau, seringkali
bunda bersedih melihat aku belum bisa bertanggung jawab akan diriku sendiri
bahkan berkali-kali terjatuh, terluka melaluinya. Bunda bersama ayah selalu ada
mengangkatku untuk bilang ”hidup ini masih terus berlanjut nak....”
Sifatku yang keras kepala selalu menjadi
perdebatan besar diantara aku, bunda,
ayah. Aku mungkin terlihat keras dalam mempertahankan apa yang ku anggap
benar namun setelah aku memaksanya lalu terjatuh, aku selalu mengingat apa yang
selama ini ku hiraukan sebagai acuanku berdiri lebih tangguh.
Membalas segala perjuanganmu selama aku
hidup mungkin sulit, tidak mungkin rasanya.
Dibalik sifatku yang menjadi penyebabmu bersedih aku selalu berusaha
keras memberikan yang terbaik, selagi aku bisa memperbaiki diriku lebih baik
lagi, aku lakukan. Aku tau bunda hanya ingin aku jadi pribadi yang lebih baik
lagi, setidaknya aku harus belajar saat terjatuh aku bisa bangkit sendiri tak
bergantung lagi.
Rasa terima kasih pun aku rasa terlalu
banyak, sulit diungkapan secara rinci satu persatu. Aku hanya berterima kasih
telah menerima segala kekuranganku dengan ikhlas. Terpenting adalah
mengajarkanku bagaimana seharusnya aku bersikap dari caramu bersikap.
Selalu sehat ya bun!
Semoga, bisa melewati proses perjalanan
hidup dengan sehat hati dan imannya.
Selamat hari ibu.
Salam,
Avini Razy.
Tulisan yang sangat inspiratif! Terima kasih, Avi.
BalasHapusMudah2an semua anak yang dilahirkan dari perut ibu kandungnya mempunyai sifat, do'a dan harapan yg sama terhadap ibunya dan kedua orang tuanya spt yang ditumpahkan oleh ananda Avini Razy.
Ingat pesan Rasulullah Muhammad SAW bahwa jannah, kehidupan indah, seorang anak berada di bawah telapak kaki ibunya, yaitu ke-ridla-an dan do'a seorang ibu yang bisa menghantar kebahagiaan anaknya. Pesan ini disampaikan juga utk anak-anakku tercinta, semua keponakan tersayang dan para sedulur.
Oom Dharu