Hallo Bunda!

Hallo Bunda,

Sama seperti setiap paginya bunda menyelipkan namaku di setiap sujudmu, aku selalu berharap ada senyum indah, badan sehat, hati yang tenang memulai pagimu setiap harinya. Aku tak pernah ingat dengan baik bagaimana kehidupan masa kecilku dulu, tapi selalu ku dengar dari mulutmu penuh bangga. Memang perjuanganku sejak dilahirkan tidak mudah, namun tanpa perjuanganmu, doamu, seluruh jiwa ragamu, mungkin aku tidak akan mampu melewati masa-masa sulit si bayi prematur di rumah sakit.

Bunda, sekarang aku sudah tumbuh dewasa. Tidak lagi susah makan, jatuh terluka karena main sepeda, minta diajari cara menghitung, kesulitan menghafal surat-surat Al-Qur’an, bahkan minta dibacakan hafalan di  buku pelajaranku saat esok hari aku akan menghadapi ujian.

Aku sudah berdiri di kaki ku sendiri, apa yang aku lakukan sudah sepenuhnya menjadi tanggung jawabku. Aku tau, seringkali bunda bersedih melihat aku belum bisa bertanggung jawab akan diriku sendiri bahkan berkali-kali terjatuh, terluka melaluinya. Bunda bersama ayah selalu ada mengangkatku untuk bilang ”hidup ini masih terus berlanjut nak....”

Sifatku yang keras kepala selalu menjadi perdebatan besar diantara aku, bunda,  ayah. Aku mungkin terlihat keras dalam mempertahankan apa yang ku anggap benar namun setelah aku memaksanya lalu terjatuh, aku selalu mengingat apa yang selama ini ku hiraukan sebagai acuanku berdiri lebih tangguh.

Membalas segala perjuanganmu selama aku hidup mungkin sulit, tidak mungkin rasanya.  Dibalik sifatku yang menjadi penyebabmu bersedih aku selalu berusaha keras memberikan yang terbaik, selagi aku bisa memperbaiki diriku lebih baik lagi, aku lakukan. Aku tau bunda hanya ingin aku jadi pribadi yang lebih baik lagi, setidaknya aku harus belajar saat terjatuh aku bisa bangkit sendiri tak bergantung lagi.

Rasa terima kasih pun aku rasa terlalu banyak, sulit diungkapan secara rinci satu persatu. Aku hanya berterima kasih telah menerima segala kekuranganku dengan ikhlas. Terpenting adalah mengajarkanku bagaimana seharusnya aku bersikap dari caramu bersikap.

Selalu sehat ya bun!

Semoga, bisa melewati proses perjalanan hidup dengan sehat hati dan imannya.

Selamat hari ibu.

Salam,

Avini Razy.

Komentar

  1. Tulisan yang sangat inspiratif! Terima kasih, Avi.

    Mudah2an semua anak yang dilahirkan dari perut ibu kandungnya mempunyai sifat, do'a dan harapan yg sama terhadap ibunya dan kedua orang tuanya spt yang ditumpahkan oleh ananda Avini Razy.

    Ingat pesan Rasulullah Muhammad SAW bahwa jannah, kehidupan indah, seorang anak berada di bawah telapak kaki ibunya, yaitu ke-ridla-an dan do'a seorang ibu yang bisa menghantar kebahagiaan anaknya. Pesan ini disampaikan juga utk anak-anakku tercinta, semua keponakan tersayang dan para sedulur.

    Oom Dharu

    BalasHapus

Posting Komentar