Kepingan






Sebagian sedang bergelisah meletupkan ketakutan berteriak meremas kepalan, menundukkan kepala menampung bendungan air mata.

"Bagaimana jika terus takut?"

Polanya seperti menguak kepingan yang pernah menusuk tajam terlalu lama sehingga ujungnya terlihat berkarat masih ada bercak darah mengering. Padahal sudah pernah tersingkirkan namun terlalu dalam goresannya ternyata.

Kehadirannya tiba-tiba dapat disimpulkan akibat adanya 2 sisi gelap yang bertemu, ingin bertukar beban. Lukannya makin menajam lebih sakit dari biasanya.

Kritis......

Ada denyut tenang, sepersekian detik berlumur tetesan keringat menekan sesak diujung nafas. Lukanya mendadak membelanga bersama si ujung karat sekaligus ujung yang masih mengkilat. Ketajamannya tidak berkompetisi hanya sedang memperluas kubangan luka.

Seketika menarik nafas panjang dalam senyap.

"Bagaimana jika terus takut?"

Peluhkan rasanya oleh pelukan erat dari diri. Bersungkuh pada sang pencipta mengharap ketakutan berhenti membombardir selasar alam pikir.

Cukup.
Cukup.
Sungguh, kepingan ini memilukan.
Biarkan kepingannya menyerah.
Atau aku saja menyerah menjadi kepingan?

Menghilang bersama basahnya luka.
Memejamkan nyalaknya ketakutan.

Aku ingin lenggang.
Jadi kepingan tanpa luka.
Tenang (semoga).


Komentar