(sumber gambar: google)
Bertepatan di tahun kedua menggunakan hijab, ingin rasanya berbagi akan proses hidup yang penuh kejutan ini.
Dimulai ketika bulan ramadhan 2015, entah darimana asalnya bunda tiba-tiba membeli beberapa hijab dan saya mempertanyakan
"Buat apa bun kok beli kerudungan?"
"Gapapa sih bunda iseng aja, siapa tau nanti bisa dipake. Tiba-tiba aja kepengen beli."
Tibalah saya iseng pula mencoba salah satu dari kerudung tersebut, mengenakannya depan kaca lalu tercetus,
"Bagus juga pas dipake ya, perasaan dulu kalau pakai kerudung muka makin bulet."
Singkat cerita gak ada keinginan sama sekali sebelumnya untuk menggunakan hijab bahkan waktu remaja saya pernah dikejar-kejar guru agama di hari jumat karena ketauan gak memakainya, saking semales itu pake hijab. Tapi, beberapa bulan belakangan saya sempat ngobrol sama salah satu sepupu saya, Lila yang memutuskan berhijab.
Dia cuman bilang alasannya karena tersentuh oleh salah satu ayat al-quran yang menjelaskan tentang kewajiban seorang wanita menutup aurat. Sejujurnya saya merasa kagum di usia remaja (saat saya dkejar-kejar guru agama) dia sudah mantap menggunakan hijab, saya mah di umur itu masih mikirin diri sendiri, urusan duniawi. Begitupun setelah sepupu saya Ilma mengenakannya, saya turut mempertanyakan alasannya. Akhirnya saya mengutarakan keresahan saya terhadap teman saya Hanny, tiba-tiba random cerita "Gue jadi kepikiran pake juga deh" dan banyak pembicaraan serius lainnya tentang hijab.
Menghadiri acara keluarga, saya memberanikan diri mencoba memakai kerudung yang sempat saya coba-coba di cermin itu. Sampai ayah bunda kebingungan, "kamu pakai kerudung?" saya cuman senyum-senyum sambil bilang "iya kepengen". Ada pula beberapa keluarga yang mempertanyakan, sambil tersipu malu saya selalu mengamini doa-doa yang baik ditujukan untuk perubahan saya ini. Di hari-hari esoknya saya konsisten menggunakannya sampai saya bilang ke bunda untuk secara permanen menggunakannya. Ditanya alasannya apa sejujurnya saya bingung, saya hanya bilang ini sudah waktunya.
Saya sama sekali gak berpikir panjang, banyak orang-orang sekitar mempertanyakan bahkan sampai beberapa waktu berjalan hampir 1 tahun setelah mengenakannya. Banyak orang kaget juga, "KOK BISA?" dll, ada yang bilang pantesan gak pake begitu juga pernyataan sebaliknya. Saya sejujurnya kebingungan saat rombongan pertanyaan tentang "MENGAPA?" menghampiri, sungguh saya kesulitan menjawabnya.
Saya hanya bilang, "kepengen aja, merasa sudah waktunya."
Saya juga bercerita bahwa soal berpakaian saya memang sangat jauh dari pakaian terbuka, makanya banyak yang bilang gaya saya gak ada cewek-ceweknya terlalu banyak baju panjang, kemeja, kaos. Bahkan rasanya memakai baju tanpa lengan pun belum pernah, dress diatas lutut juga belum, karena kedua orang tua saya, selalu menjaga hal-hal tersebut sebelum saya pergi keluar rumah. Saya semakin merasa, ya apalagi yang perlu dipertimbangin? tinggal ditutupin lagi bajunya sama ditutupin bagian kepalanya, lebih baik.
Setelah saya memakainya, semakin sadar bahwa berhijab memang sudah diperintahkan, kalau ditunda-tunda mau sampai kapan? Hal-hal yang diperintahkan pasti untuk kebaikan manusia, maka kenapa hal-hal baik ditunda?
Kenal dengan kalimat ini, "Kerudungin dulu hatinya, baru rambutnya?"
Awalnya saya berpegang teguh sama istilah ini namun semakin lama saya memahaminya lebih dalam, saya merasa kalimat diatas kurang tepat.
Hati tidak sepenuhnya kendali kita, gak ada yang pernah tau hati kita seperti apa selain Allah SWT, ketika berhijab adalah hal baik, maka siapapun tidak berhak melabelkan hati kita belum baik. Kita sebagai manusia pasti punya keterbatasan dalam melihat apakah kita sudah baik apa belum mengingat sifat manusia tidak pernah puas, dan kondisi hati manusia bisa berubah-ubah tidak selamanya baik, tidak selamanya buruk, lalu tolak ukur baik versi manusia tidak pasti, acuannya pasti lagi-lagi balik ke duniawi. Kemudian mau sampai kapan nunggu baik?
Hampir dua tahun saya mengenakanya, banyak hal-hal luar biasa masuk ke relung hati saya dalam melihat dunia, memaknai diri saya dan menetapkan tujuan hidup (mungkin orang-orang terdekat saya tau akan hal ini). Saya belajar menahan diri terhadap hal-hal duniawi, saya sadar hidup hanya sementara, saya selalu punya keterbatasan maka untuk melengkapi keterbatasannya hanya dengan sholat. Saya sadar sebenarnya tujuan hidup bukan cuman kerja dimana, jadi apa, gajinya berapa, punya barang bermerek apa gak, seberapa kaya, tapi lebih kepada berbagi, bermanfaat bagi mahluk lainnya.
Buat semua perempuan sedang bergejolak hatinya, menunggu siap, coba ambil air wudhu dan berdoa minta petunjuk agar selalu ditunjukan jalan yang benar. Kadang saking terbatasnya sebagai manusia, kita suka terlalu silau sama duniawi sehingga gak 'engeh' sama petunjuknya. Padahal sudah diarahkan 'ini loh jalan yang benar' tapi kita memilih menghindar.
Saya anggap berhijab sebagai bagian dari perjalanan, meskipun godaan bertubi-tubi datang bahkan masih sulit mengurangi hal-hal kurang baik dengan mengenakannya saya selalu diingatkan, saya didekatkan dengan orang-orang yang membawa saya ke arah lebih baik. Tak mudah memang berporoses, saya percaya berhijab bukan soal siap atau tidak siap, tapi mau apa tidak mau, mencoba mencari bukan menunggu hidayah datang. Saya sangat yakin, kalau kita bersedia mendekat maka kita akan didekatkan, jika kita menjauh maka akan semakin dijauhkan.
Memang ini bukan rencanaku tapi rencananya, namun berusahalah mencari tau, mendekatkan diri bukan acuh dan berpasrah akan "yaudah pemikaran gue gini, gak bisa dipaksa." Mulai belajar mencari, mempelajari, memaknai, pelan-pelan menjajaki, membuka hati, berserah diri, berusaha lebih baik lagi.
Semoga, kita selalu berusaha untuk lebih mendekatkan diri :)
Just sharing avii, tambahan pengalaman, karena ada salah satu ayat jg di Al-quran yg menjelaskn klo setiap langkah anak perempuan yg keluar rumah tnpa hijab itu bakal jdi dosa buat ayah nya ��.
BalasHapusJadi yang sayang Ayah ayooo jgan pikir panjang lagi ��
Hai diah makasih sudah membaca dan sharing, love :)
HapusJust sharing avii, tambahan pengalaman, karena ada salah satu ayat jg di Al-quran yg menjelaskn klo setiap langkah anak perempuan yg keluar rumah tnpa hijab itu bakal jdi dosa buat ayah nya ��.
BalasHapusJadi yang sayang Ayah ayooo jgan pikir panjang lagi ��