Hidup selalu penuh kejutan mendatangkan sedih setelah bahagia atau mendatangkan bahagia setelah sedih. Tidak pernah ada seorang pun yang tau 1 detik setelah ini apa yang akan terjadi, rasa sedih atau bahagia kah yang kita cicipi.
Aku tau dari sekian banyak kejutan dalam hidup ada misteri tersembunyi mampu mengelola alam pikir dan mengendalikan tindakan, disebut “rasa”
Rasa bagai misteri… memunculkan tanda Tanya, dilanjutkan oleh koma, diakhiri tanda seru, namun sangat sulit dakhiri titik, seakan berkelanjutan….. mengganjal di bagian-bagian tersembunyi. Lalu bagaimana mendskripsikan misteri itu? Hanya waktu yang akan meniupkan rasa itu hilang bersama serpihan kenangan, terkadang juga masih tertinggal pada 1 titik luka membelanga.
Rasa bagai misteri… memunculkan tanda Tanya, dilanjutkan oleh koma, diakhiri tanda seru, namun sangat sulit dakhiri titik, seakan berkelanjutan….. mengganjal di bagian-bagian tersembunyi. Lalu bagaimana mendskripsikan misteri itu? Hanya waktu yang akan meniupkan rasa itu hilang bersama serpihan kenangan, terkadang juga masih tertinggal pada 1 titik luka membelanga.
Aku sedang jatuh cinta, kudeskripsikan rasa ku ini sebagai “cinta” membuka pintu hati, membiarkan rasa itu masuk, biarkan ia menari-nari dalam relung hati sampai ada tiba waktunya sang pangeran menemaniku menari, meskipun akhirnya ditinggal pergi. Aku menari sendiri kemudian lelah dan terjatuh, tak sanggup lagi menari…
Kaki ku lumpuh…
aku menangis menjerit menahan kesakitan itu sampai istana hatiku dibanjiri air mata dan aku tergenang bersama kesedihan.
Aku menikmati bagaimana proses jatuh cinta itu dimulai berawal dari kekaguman sebagai sosok yang “mungkin” selama ini kucari, tatapan matanya, senyumnya, tutur katanya, pembawaannya, dan sikap dia terhadapku, aku suka.
Aku menikmati fase untuk mencoba saling mengenali satu sama lain dengan obrolan ringan seringkali berhasil membuat senyum ini tersungging manis di bibirku. Aku seakan merasa pada masa-masa kasmaran, jatuh cinta itu berjuta rasanya sampai rasa rindu seringkali datang untuk bertindak hanya sekedar menyapa, menanyakan kabar, ataupun menanyakan aktivitas yang dia lakukan hari ini. Menceritakan sosoknya seakan menjadi berita umum bagi orang-orang terdekat berbagi kebahagiaan akibat terserang si virus jatuh cinta.
Aku berfikir tak enak rasanya bila memendam perasaan ini terlalu lama, keegoisan seorang wanita muncul yang rindu akan sebuah kepastian, keegoisan yang bilang bahwa “Laki-laki segeralah beri kepastian rasaku kepadamu, jika memang tidak suka padaku katakan, maka aku akan pergi dan jika suka padaku katakan, jangan hanya memberikan harapan palsu yang tak berujung pada kepastian apapun.” Keegoisan ini yang mendorong untuk tak ada salahnya mengungkapkan, anggaplah ini hanya sekedar ungkapan rasa seorang wanita yang selama ini terjerat cinta diam-diam dengan asumsi bahwa ungkapan ini tidak didasari tuntuntan untuk berharap lebih dari kelanjutan rasa.
Ternyata wanita hanyalah wanita, seiring berjalannya waktu membuat rasa itu semakin tumbuh mekar dan terselip harapan besar terhadap kelanjutan rasa, keegoisan seorang wanita semakin besar dengan anggapan yang merasa bahwa lagi-lagi wanita memang butuh kepastian, tidak butuh harapan yang kemudian ditinggal pergi tanpa jejak.
Memang, ada hal yang tidak bisa dipaksakan…. karena pada akhirnya kodrat wanita adalah menunggu, tidak memulai tindakan.
Proses mengajari dan menunjukkan sesuatu yang selama ini membutakan rasa pada keterburu-buruan.
Mungkin, laki-laki itu menghargai rasa wanita tapi menghargai tidak menjamin rasa itu terbalas.
Mungkin, laki-laki itu ingin mencoba merasakan rasa yang sama tapi nyatanya tak bisa sehingga memutuskan pergi.
Mungkin, laki-laki itu ingin memulai, tapi rasa kesendirian lebih membuatnya nyaman.
Mungkin, laki-laki itu sudah menemukan sosok wanita yang ia inginkan.
Mungkin, laki-laki itu sudah menemukan sosok wanita yang ia inginkan.
Mungkin, laki-laki itu berbuat baik karena kewajibannya saja untuk berbuat baik tidak menaruh rasa lebih.
Mungkin, laki-laki itu memberikan perhatian-perhatian yang biasa saja baginya, tapi tidak biasa bagi pihak yang menaruh rasa.
Mungkin, laki-laki itu hanya menganggap teman baik.
Mungkin, laki-laki itu hanya menganggap lelucuan yang justru membuat rasa makin melayang murni lelucuan yang selama ini dianggap sebagai “sinyal balik”
Mungkin, laki-laki itu hanya menganggap lelucuan yang justru membuat rasa makin melayang murni lelucuan yang selama ini dianggap sebagai “sinyal balik”
Mungkin, laki-laki itu sama sekali tidak pernah menaruh rasa sama sekali, bahkan tidak ada ketertarikan sekalipun dari awal, hanya sekedar “menghargai” wanita yang menaruh rasa, “menghargai” dalam artian; ikut geer ada wanita yang menaruh rasa padanya, ya becandain aja biar si wanita senang.
Memang, ada hal yang tidak bisa dipaksaan, apalagi soal rasa. Cinta itu harus memiliki, jika tidak memiliki berarti terlalu tenggelam dalam harapan berlebih (NGAREP)
Memang, aku seperti itu. Aku hanya perempuan yang juga bisa jatuh cinta dan menaruh harapan kepada cinta yang telah dibangun, meski pihak satunya tak merasakan apa-apa.
Memang, aku seperti itu. Aku hanya perempuan yang juga bisa jatuh cinta dan menaruh harapan kepada cinta yang telah dibangun, meski pihak satunya tak merasakan apa-apa.
Memang, kemungkinan tersebut adalah kenyataan yang harus diterima.
Memang, jatuh cinta menjatuhkan tapi bukan berarti melumpuhkan hingga tenggelam dalam keterpurukan.
Ini pembelajaran bahwa tidak baik terburu-buru, belajarlah untuk tenang menikmati rasa, menunggu, jika memang tak berbalas putuskanlah pergi karena akan ada kebahagiaan lainnya menanti.
Memang, ada hal yang tidak bisa dipaksakan karena proses yang akan memaksa memilih untuk berjalan kedepan atau mundur kebelakang.
Komentar
Posting Komentar