Kembali pada masa-masa pertama kali aku menjatuhkan hati pada seseorang. aku menjadi sosok berbeda, aku mencintainya sepenuh hatiku bahkan diusia yang begitu muda dengan mudah aku menyatakan bahwa cinta ini serius, dan selama-lamanya akan begini. Namun waktu membuktikan bahwa keseriusan berlebihan justru membawaku pada jurang kesakitan yang amat dalam, beberapa waktu membuat diriku pada titik kebodohan, lemah........................ Bahkan energi didalam diripun sudah lesu membisu, terpuruk kaku tanpa nyanyian lagu yang megacu hari-hariku dulu, begitu abu-abu bagai debu yang terbang bersama anganku denganmu dimasa indah itu.
Semakin dewasa umurku, aku makin tau bahwa cinta itu memang membodohkan bisa membuat seseorang bahkan tidak mampu menjalankan logikanya, melainkan hanya menerbangkan angan hingga menembus lapisan awan, sehingga sulit untuk kembali menapak tanah karena angin terlalu jauh membawa angan pada arah yang tak menentu, sejuk namun diujung sana terlihat begitu terik.
Saat ini mungkin aku masih ragu, karena bagiku masa lalu mengajarkanku untuk tidak terburu dalam menjalani segala hal, termasuk cepat menyimpulkan keseriusan dalam menjalin suatu hubungan dengan seseorang, kenapa? cinta itu bukan cuma bicara perasaan antara dua insan, atau soal kenyaman satu sama lain, tapi bicara masa depan, tau tujuan yang jelas dari hubungan yang siap kita ikat dengan komitmen, dan paling penting adalah bertanggung jawab sama apa yang sudah dijalani salah satunya adalah siap bodoh karena cinta. Mungkin, dulu aku menganggap cinta itu begitu sederhana asalkan saling menyanyangi dan nyaman maka suatu hubungan bisa dijalani, namun ternyata tidak sesederhana itu, perlu menimbang-nimbang dan berkaca pada diri sendiri apakah sudah siap dengan apa yang akan terjadi nantinya, jika sudah mantap maka silahkan jalani apa yang telah diyakini :)
Disepanjang perjalananku untuk kembali merasakan cinta, aku menemukan berbagai macam rasa yang berbeda dimana setiap perasaan yang muncul mempunyai perspektif berbeda -beda disesuaikan dengan seperti apa kondisinya. Kali ini............................... aku merasakan perspektif berbeda dalam memahami sebuah rasa.
Mungkin ini salah satunya:
Aku mungkin jatuh cinta,
Aku mungkin bahagia,
Meski kita berbeda, namun aku merasakan kenyamanan didalam dirimu apa adanya....
Ini mengalir begitu alami, aku dan kamu seakan menyatu menjadi kita,
Aku mungkin terlanjur sayang karena disetiap harinya aku dan kamu penuh cerita.
Kenyaman hadir disaat pintu hati ini tak pernah terbuka sebelumnya,
Bahkan tak ada satupun yang berhasil membuka pintu hati ini begitu sempurna...
Disetiap ceritamu aku selalu ingin melindungimu dengan apa adanya diriku
Mungkin aku tak semenawan jutaan wanita yang pernah hadir dihidupmu
Bahkan aku bukan wanita yang kamu inginkan sepenuh hatimu, karena berjuta wanita penuh pesona telah hadir menunggu....
Aku tak peduli berapa banyak wanita yang menunggu
Aku tak peduli siapa yang nantinya akan kau pilih menemani sebelah hatimu...
Aku hanya menikmati rasaku..
Begitu bahagia saat mendengarmu tertawa ketika aku berhasil menghilangkan rasa gelisahmu...
Begitu bahagia saat kamu menumpahkan perhatianmu padaku, meskipun tidak selamanya aku...
Perlu kamu tau aku bahagia bersamamu...
Tanpa menuntut apapun darimu...
Cukup seperti ini aku mengendalikkan rasaku...
Hanya sampai disini aku berani menjaga hatiku yang mulai kaku...
Dari ribuan pilihan tentangmu, aku tetap memilih menjaga dirimu..
Tidak peduli sesakit apa nanti ketika telingaku berhenti mendengar tawamu, ataupun kegelisahanmu..
Aku tetap memilih untuk tetap begini, mengawasimu dari kejauhan
Menyediakan waktu jika kamu butuh teman berbagi kegelisahan
Maaf, aku hanya bisa sebatas ini..... tenggelam bersama kegelisahanku sendiri...
Bagaikan mata-mata yang hanya dapat mengintai..
Sekalipun berhasil mendapatkan target tetap akan dipisahkan oleh jeruji, bahkan mungkin akan terbunuh keji....
Sakit bukan? Tapi aku tetap memilih begini :)
Komentar
Posting Komentar