"Golput? Nggak dong!"

Bicara Golput... lagi-lagi soal pemilu yang nantinya akan menentukkan nasib bangsa kita 5 tahun kedepan. Saya bukan anak muda yang maniak politik, bahkan kebalikannya. Bukan karena saya gak peduli sama bangsa ini, tapi terlalu banyak "konspirasi" yang membuat saya luntur kepercayaan sama hal-hal berbau politik. Mungkin ketika saya masih SMA amat sangat tabu bicara politik, sepertinya lebih asik ngomongin pacaran atau tugas sekolah yang tak kunjung usai, bahkan untuk sekedar baca beritapun malas rasanya. Ketika orang tua saya bicara politik pun saya acuh, boro-boro ikut dengerin, apalagi buat nimbrung? kayanya kecil kemungkinannya hehe.

Semenjak saya menginjakkan kaki di dunia perkuliahan, tentu saya merasa menjadi sosok "baru" dimana yang pertama karena saya gak punya pacar (selama SMA pacaran & main-main mulu), kedua karena banyak ketemu orang-orang yang menurut saya jadi "ilmu" untuk diri saya. Maka saat itulah saya lebih membuka pemikiran saya seluas-luasnya terhadap banyak hal, dan peka terhadap lingkungan sekitar,  salah satunya adalah soal politik.


Sebenarnya kepekaan saya terhadap politik bukan karena saya suka itu, tapi lebih kearah pada saya menyadari bahwa saatnya "berpartisipasi" bukan sebagai penghibur yang ikut-ikutan saja namun sebagai seorang pemilih, anak muda yang partisipasi ikut memilih disertai dengan analisa (mungkin analisanya tidak setajam orang-orang yang paham akan politik) yah... setidaknya sebagai anak muda harus berani untuk menentukan "pilihan" bukan bicara pilihan itu baik/tidak, melainkan berani memilih didasari analisa dan pertimbangan. Tidak ada yang salah dengan sebuah pilihan dimana pilihan ya memang harus dipilih, baik/tidak hanyalah resiko yang nantinya harus siap diterima. 


Sebelumnya saya menjadi pemilih pertama ketika saya ikut berpartisipasi dalam memilih gubernur DKI Jakarta, kemudian saat ini adalah partisipasi pertama saya dalam memilih presiden Indonesia, tokoh yang nantinya akan menjadi pemimpin dari negara yang luas dan penuh dengan keanekaragaman bernilai tinggi dan sungguh luarbiasa ini. Hal ini mendorong saya untuk antusias dalam ikut berpartisipasi pada pemilihan presiden yang pertama bagi saya. 


Mungkin ada beberapa memutuskan untuk golput karena menganggap Ah namanya politisi sukanya janji-janji manis mulu percuma, ujung-ujungnya juga korup, ujung-ujungnya juga duit. Saya percaya dengan statement itu tapi tetap gak menutup keyakinan saya untuk "Say No To Golput" ibarat kalo pacaran berantem mulu karna si dia ngeselin, tapi ujung-ujungnya masih tetep pacaran kan? Ya meskipun hasil akhirnya tidak sesuai harapan misalnya putus.... *curhat.
Ini bicara pilihan... kita harus memilih pilihan yang terbaik dari yang baik dan memilih pilihan yang buruk dari yang terburuk, akan sama saja hasilnya, pasti akan ada (+)(-) jangan ikut-ikutan masyarakat indonesia yang lebih suka berfikir negatif daripada sebaliknya.

Alasan terpenting kenapa "Say No To Golput" adalah bicara tentang konspirasi dan manipulasi suara, akibat saya menonton salah satu segmen di acara StandUpComedy Seasson 4 kompasTv dimana saat itu membahas tentang pemilihan calon legislatif, dan ada pernyataan dari salah satu kontestan favorit saya @abdurarsyad 
Pernyataan itu berisi:

"Selama pendidikan di Indonesia tidak merata demokrasi kita akan selalu rusak, karena suara seorang profesor dengan suara seorang preman sama-sama dihitung satu, suara orang yang memilih karena analisa dengan suara orang yang memilih karena dibayar sama-sama dihitung satu, makanya teman-teman jangan golput........."



Pernyataan tersebut membuat saya seketika tersadar bahwa jangan jadi anak muda yang seperti katak dalam tempurung, beranilah untuk menentukkan "pilihan" ketika kita tau politik banyak konspirasi dan manipulasi suara, saat memutuskan ikut memberikan suara dalam pemilu itu adalah salah satu aksi sederhana untuk mengurangi kesempatan manimpulasi itu terjadi, karena kita memilih secara sah. Apa susahnya hanya sekedar datang ke TPS lalu tentukkan pilihan mu hanya dalam waktu hitungan detik, tidak serumit mendaftarkan diri masuk SMA via online kan? Akibat nunggu loading internet, hehe. 

Partisipasi seorang anak muda yang mungkin di KTP masih tertera status "pelajar" sangat berpengaruh penting bagi kelangsungan bangsa dan negara ini 5 tahun kedepan, dengan menaruh harapan sederhana didalam mimpi untuk indonesia yang lebih baik, meskipun harapan itu nantinya tidak seperti yang diharapkan tapi percayalah pilihan adalah langkah dalam menaruh harapan lebih untuk terus bermimpi, jadi jangan pernah takut memilih.............

Berani menentukkan pilihan dengan hanya ikut mencoblos dibalik bilik suara dan kemudian menyemplungkan ujung kuku ke tinta ungu tidak akan membuatmu terlihat dungu, tapi membuatmu menjadi anak lugu yang dilubuk hatinya bermimpi untuk indonesia yang lebih baik. Jangan Golput ya! Bersatu untuk menjadikan indonesia yang harmoni.

Tentukan pilihanmu jiwa muda! :)




Komentar